MENGENAL RAWAI DASAR
1.
Pengertian
Satu alat yang sederhana, murah dan
mudah dioperasikan serta efektif untuk menangkap ikan dasar termasuk
ikan cucut di perairan pantai maupun laut dalam. Alat penangkapan Rawai dalam
klasifikasinya termasuk dalam golongan pancing. Menurut pengertian
rawai (long line) adalah merupakan sederetan tali utama (main line)
yang panjang, kadang-kadang mencapai puluhan kilometer. Pada jarak
tertentu terdapat tali cabang (branch line) yang ukurannya lebih kecil
dan lebih pendek, dimana pada setiap ujung tali cabang itu terdapat mata
pancing yang dapat dipasangi umpan. Alat penangkapan ikan ini
disebut Rawai karena bentuk alat sewaktu dioperasikan adalah rawai-rawai (rawe=bahasa
jawa) yang berarti sesuatu yang ujungnya bergerak bebas. Rawai
disebut juga Long line yang secara harfiah dapat diartikan
dengan tali panjang. Karena alat penangkapan tersebut konstruksinya
berbentuk rangkaian tali-temali yang disambung-sambung, hingga
merupakan tali yang panjang dengan ratusan tali cabang. Jadi
rawai merupakan salah satu alat penangkapan ikan yang terdiri atas rangkaian
tali-temali yang bercabang-cabang dan pada setiap ujung cabangnya
diikatkan sebuah pancing.
2. Prinsip
Penangkapan
Secara teknis operasional rawai
sebenarnya termasuk jenis perangkap, karena dalam operasionalnya tiap-tiap
pancing diberi umpan yang tujuannya untuk menangkap ikan agar ikan-ikan mau
memakan umpan tersebut sehingga terikat oleh pancing . Akan tetapi,
secara material rawai diklasifikasikan termasuk dalam golongan penangkapan ikan
dengan tali line fishing karena bahan utama untuk rawai ini
terdiri dari tali-temali. Prinsip pengoperasian rawai dasar tetap
tidak berbeda jauh dengan pancing lainnya, yaitu dengan mengaitkan umpan pada
mata pancing yang terikat pada tali-tali cabang, kemudian tali cabang yang
terikat pada tali utama dilepas ke perairan. Apabila diperkirakan
umpan telah dimakan ikan, maka dilakukan penarikan alat tersebut. Operasi penangkapan
dilakukan pada sore hari dan dini hari (menjelang pagi), hal ini disesuaikan
dengan waktu makan dari ikan, yaitu menjelang matahari terbenam dan matahari
terbit. Ada tidaknya umpan akan berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan. Cara pengoperasian alat tangkap ini dengan mengaitkan umpan pada
mata kail lalu dilepaskan di perairan yang menjadi daerah
penangkapan. Waktu pelepasan alat ini dimulai pukul 02.00 – 04.00
dan penarikan alat dimulai 05.30 – 08.30. Selain sore hari ataupun
dini hari waktu penangkapanpun bisa dengan memperhitungkan arus pasang surut
yaitu dengan melakukan pengoperasian pada saat air surut seperdua biasanya pada
jam 07.00 – 08.00 (disesuaikan dengan umur bulan di langit) dan dilakukan
penarikan saat air akan mulai pasang biasanya pada jam 09.00 – 10.00.
3. Umpan
Umpan
yang digunakan biasanya ikan hidup atau sudah mati tetapi masih dalam keadaan
segar dan utuh, adapun jenis umpan yang digunakan adalah:
Ikan
Kembung (Rastrelliger sp), Selar (Caranx sp), Layang (Decapterus
sp), lemuru (Sardinella sp), belanak (Mugil sp),
julung-julung (Hemirhampus sp), bandeng (Chanos-chanos sp),
Cumi-cumi (Loligo sp). Dalam penangkapan dengan rawai para
petugas pemasang umpan harus benar-benar terampil dalam menjalankan tugasnya, sebab
apabila petugas pemasang umpan tidak terampil akan mengganggu kelancaran
operasi. Karena ikan-ikan yang akan ditangkap lebih menyukai
memangsa ikan-ikan yang masih hidup, maka pemasangan umpan harus
dibuat sedemikian rupa agar bila dipasang diperairan dapat menyerupai ikan yang
masih hidup. Salah satu cara adalah dengan mengaitkan umpan yang
baik pada bagian leher yang kuat dari umpan agar tidak putus saat
ditusuk dengan mata kail.
1. Ikan
Kembung (Rastrelliger sp)
2. Selar
(Caranx sp)
3. Layang
(Decapterus sp)
4. Lemuru
(Sardinella sp)
5. Belanak
(Mugil sp)
6. Julung-julung
(Hemirhampus sp)
7. Bandeng
(Chanos-chanos sp)
4. Deskripsi
Alat
Satu
unit dalam penangkapan dengan menggunakan alat tangkap rawai dasar (Bottom
Long Line) dinyatakan dalam basket, satu basket terdiri atas tali
pelampung, tali utama dan tali cabang. Jumlah tali cabang dalam
setiap tali utama bervariasi tergantung dari ketersediaan bahan dan kebiasaan
nelayan membuatnya pada kesempatan ini akan dibuat satu basket terdiri dari satu
tali utama dengan 40 tali cabang. Bahan yang digunakan
untuk tali utama menggunakan tali PE No. 5 sedangkan tali cabang menggunakan
bahan monofilament PA No. 1500. Untuk mata pancing menggunakan mata
pancing SST No. 5. Untuk menghubungkan tali cabang dengan tali utama
menggunakan teknik simpul dan snap. Tali pelampung menggunakan tali
PE No. 5. Panjang tali cabang ± 1 m, setiap sepuluh tali
cabang diberikan pemberat. Pemberat menggunakan bahan yang ada di
alam yaitu batu yang diikatkan sedemikian rupa agar mudah untuk dilepaskan.
5. Daerah Penangkapan
1.
Perairan tersebut cukup subur, dalam
arti di daerah tersebut secara potensial banyak terdapat ikan-ikan yang menjadi
sasaran tangkap.
2.
Topografi dasar peraikan dimana alat
akan dioperasikan relatip cukup rata, sehingga tidak mudah tersangkut.
3.
Daerah tersebut merupakan perairan yang
bebas dari alur pelayaran.
6. Operasi
Penangkapan
6.1 Persiapan pengoperasian
meliputi
perasi penangkapan dilakukan menjelang
matahari terbit. Persiapan dilakukan selama perjalanan menuju fishing ground,
seperti penataan komponen alat tangkap diatas geladak, pemasangan umpan,
pengecekan alat bantu penangkapan ( penggulung/penarik mine line rawe). Persiapan
yang dilakukan adalah menempatkan unit alat tangkap yang telah tersusun rapi
dalam basket pada bagian buritan kapal. Disiapkan pula pelampung dan pemberat
yang masing-masing ditempatkan pada posisi yang berdekatan dengan unit alat
yang terdapat dalam basket, demikian pula ikan-ikan umpan dan personal yang
akan menangani masing-masing bagian tersebut.
6.2
Setting
Penebaran dilakukan dari bagian
belakang kapal. Dengan pembagian pekerjaan sebagai berikut:
1.
Menyambung tali pelampung dengan
pelampung, pemberat dan tali utama
2.
Melepaskan pemberat dan pelampung ke
laut
3.
Memasang umpan dan melepaskannya ke laut
4.
Memasang pemberat setiap sepuluh mata
pancing
5.
Menyambung tali pelampung dengan
pelampung terakhir, pemberat dan tali utam
Penebaran tali cabang dilakukan
hati-hati untuk mencegah terbelitnya tali cabang dan mata pancing. Untuk
mendapatkan daerah penangkapan selain berdasarkan informasi dari nelayan
setempat, menggunakan peta laut atau dengan menggunakan alat navigasi
elektronik “fish finder” dalam mendeteksi topografi dasar laut dan kedalaman
laut sekaligus mengetahui kelompok ikan penghuni daerah tersebut.
Gambar
: 1 Pemasangan Rawai Dasar
6.3 Tahap Drifting ( menunggu ).
Tahap Drifting ( menunggu ) dilakukan
setelah penurunan alat tangkap pancing rawe selesai. Waktu yang dibutuhkan
dalam tahapan ini adalah 3 s/d 4 jam. Selama menunggu, personil yang terlibat
bergantian mengawasi dan menjaga posisi kapal dan alat tangkap ( jarak kapal
dengan alat tangkap ), agar tidak terlalu jauh jaraknya dan agar terhindar dari
aktifitas nelayan disekitarnya yang melakukan aktifitas penangkapan ikan.
6. 4 Hauling
Pekerjaan hauling diawali dengan
menaikkan pelampung dan pemberat yang diikuti dengan main line dan branch line
serta melepas/memungut hasil-hasil tangkapan. Pekerjaan ini dilakukan di haluan
kapal. Dan bisa juga di lakukan di Buritan Kapal. Hauling (menarik alat
tangkap) dilakukan 2 jam setelah setting dan dapat ditangani oleh 4 -5 orang.
- Orang pertama dan kedua
masing-masing melakukan penarikan main line dan branch line yang sekaligus
melepas ikan hasil tangkapan dari mata pancing,
- orang ketiga menangani hasil
tangkapan dan menyusun serta merapikan alat tangkap pada masing-masing
basket,
- orang keempat mengemudikan kapal
(hauling ini dilakukan dalam keadaan kapal melaju pelan).
Ditahap
hauling tersebut posisi kapal harus selalu mengarahkan haluan pada mine line
yang ditarik. Agar penarikan berjalan dengan lancar dan ringan, selama
penarikan kapal maju perlahan mengikuti irama penarikan. Bilamana ada ikan yang
tertangkap dengan pancing kapal berhenti untuk mengambil hasil tangkapan .
7.
Alat
Bantu Penangkapan
a. Rawai
dasar yang dioperasikan dilaut yang dalam dan dengan jumlah mata pancing yang
sangat banyak, memerlukan alat bantu penarik tali atau line hauler
b. Line
hauler berfungsi menarik tali utama. Sehingga rawai dasar dapat ditarik keatas
kapal dengan cepat dan ringan
8.
Ikan
Sasaran Tangkap
Pada alat tangkap rawai dasar ikan- ikan
yang menjadi sasaran tangkapan utama adalah ikan-ikan demersal yang memiliki nilai
ekonomis penting, seperti ikan kakap,kerapu,kurisi,sunu dan ikan demersal
lainnya.
( Ikan Sunu ) (Ikan kakap)
9.
Perawatan dan Perbaikan Alat tangkap rawai dasar
Pemeliharaan alat tangkap sebaiknya setelah alat dipakai dicuci dengan air tawar, bagian yang rusak diperbaiki, dikeringkan di tempat yang tidak kena sinar matahari secara langsung dan disimpan ditempat yang bersih.
kereeeeen
BalasHapusWhat is a Make Money With No Deposit Account in 2021?
BalasHapusHow do I งานออนไลน์ get started with a no deposit betting site? — One way to start is to look at our options kadangpintar to make money with no deposit betting 1xbet korean sites. You can